Wednesday, July 8, 2015

Dimanakah kekasih

   Dimanakah kau berada Wahai kekasih Lelah hati ini
merindu Lelah pikiran ini mengingatmu Lelah langkah
ini mencarimu. Aku di sini besar bersama rindu yang
kau lahirkan Tumbuh menjadi surat yang tidak
pernah sampai Mencarimu dengan sepotong lilin kecil
Di gelapnya dunia. Kemana dirimu Kumohon
kembalilah padaku Pulanglah padaku Agar rindu ini
tidak beruban dan sekarat Kumohon kembalilah
wahai kekasihku Sudahkah kau lupakan aku
Sudahkah kau mengusirku dari hati dan otakmu
Sudahkah kau jadikanku masa lalumu Dan sudahkah
cintamu padaku raib hilang. Teganya hatimu
membunuhku Sampai hati kau menyiksaku dengan
cara ini Apa kau ingin melihatku mati Apa kau ingin
melihatku menjadi jasad abu. Jika tidak Kembalilah
wahai sayang Di sini ku simpan mati rasa setiaku
untukmu Hanya untukmu seorang Hanya untuk
kekasihku seorang Yang tiada akan tergantikan oleh
siapapun kapanpun Sekarang besok dan selamanya.
Jendelaku pintu rumah hati Ku buka untukmu tanpa
jengah Kubiarkan rasa dingin datang mengutuk
daging hati Kubiarkan kau tahu bahwa di sini aku
bersedia mati demimu Demi rasa rindu yang
memakanku. Rindu ini sudah besar sekarang Dia
selalu menanyaimi Dia selalu bagaimana rupamu
Bertanya bagaimana kita bertemu dahulu Bertanya
betapa berharganya dirimu untukku. Kau selalu
menjadi jawaban atas setiap rindu Kau selalu
menjadi penawar untuk setiap airmata yang terjun
bebas Dan menjadi doa yang tiada pernah . Kekasihku
pulanglah Pulanglah kembali ke tempat di mana
semua di mulai Pulanglah aku teramat
merindukanmu. Wahai angin malam Jadikanlah
ranting ranting beringin itu saksi hitam rinduku
Sampaikan kabar duka ini untuknya Kabarkan bahwa
aku akan mati. Semua yang pergi belum tentu
pulang Salah satunya adalah dirinya Aku yang begitu
bodoh mungkin Yang begitu mudah percaya janjinya.
Meski begitu tidak ada sedikitpun Penyesalan dalam
hatiku karena telah begitu mencintainya Aku di sini
selalu mendoakannya dan juga merindukannya.